Thursday, December 4, 2014

(Not) An Ordinary December 3rd

(Agak) lama nggak blogging, hari ini bawa banyak bahan (Yay!). Post ini bakalan lebih bertabur gambar daripada biasanya. Ehehe.

3 Desemberku tahun ini nggak dimulai dengan alarm dobel kaya biasanya, yang bunyi tiap jam 05.45, aku matiin, terus bunyi lagi jam 06.00. Nggak juga dimulai dengan acara kebangun random tengah malam buta yang dilanjut bengong sampai ketiduran lagi. Hari ini, aku mulai dengan rencana manis yang realisasinya agak meleset sedikit :))

Dengan yakin dirinya, aku berencana buat berdoa mulai jam 23.50 dengan maksud supaya acara berdoanya bakal bikin aku melalui jam duabelas teng dalam kekhusyukan, memanjatkan syukur kepada Pencipta + Pemeliharaku karena setelah duapuluh sekian tahun, aku masih hidup. Masih bisa merasakan pahit getirnya hidup. Masih dikasih ijin untuk berpetualang di Bumi. Tapi yaaa, you knowlah, seringnya harapan nggak sesuai sama kenyataan. Aku ketiduran, dan baru bangun jam 00.15, tanggal 3 Desember. Berdoanya, jadi? Ya jadilah! Tapi ya bayangkan aja sendiri gimana rasanya kebangun kaget, sadar rencana yang udah disiapkan meleset, terus berusaha fokus berdoa sementara ngantuk merajalela. Mungkin kalau doa itu umpamanya alfabet A sampai Z, tigabelas huruf nggak sampai ke Surga karena menguap di kepala :)))

Berdoa selesai.
Hal selanjutnya yang aku ingat adalah: Ada seseorang yang lagi nunggu aku selesai berdoa sambil nyalain Skype (ehehe).
Ada dia di sana waktu aku online. Dia di situ dengan kado paling meaningful yang pernah aku dapat dari orang-orang selain keluargaku. A prayer, together :') Dia berdoa untuk aku, supaya umur yang baru bertambah ini membawa kebaikan buat hidupku. Rasanya? Nggak terkatakan. I was beyond happy.

I didn't see it coming, but the next thing happened was.. a birthday cake.

KYAAA !!!

Dia. Nyiapin. Kue. Lilin. Ada Namaku. Demi apaaaa??? 
That was officially the sweetest thing a man ever done to me *jealous much now, eh? Hohoho!* Dan acara tiup lilin via Skype itu dia bikin lengkap sama sesi make a wishnya. You wonder how the candles turned off? Ditiup dia juga di sana :)) Nggak usah ditanya lagi ya seneng atau nggak :')

Aku udah siap-siap mau tidur abis ngobrol-ngobrol sedikit sama dia (it's late already, dan weekdays gitu), ketika kemudian bermunculanlah nama-nama temen-temen kami di conference call Skype. Kaget sih, kirain udah pada tidur, ternyata adaaa! Akhirnya jadi ngobrol-ngobrol dulu, ketawa-ketawa dulu, baru tidur entah jam berapa..

Sayangnya, senang tak terkira yang tadinya di bawa tidur, meluntur begitu matahari muncul (dan meninggi). Macet busuk gara-gara proyek entah apa yang ngebongkar jalanan di perempatan menuju ke kantor bener-bener bikin mood anjlok. Dan ternyata, seharian di kantor pun datar banget. Nggak banyak kerjaan, dan sebagian besar waktu habis buat rapat besar yang isinya didominasi sama dengerin orang ngoceh aja sebenernya. Waktu mau pulang, sampai tercetus "Gila, aku beneran ulang tahun nggak sih hari ini? Datar banget.." Ditambah lagi nggak ada rencana mau ngapa-ngapain setelah ngantor, otomatis sisa hari bakal berlalu begitu saja~

Nope. Salah.
Sisa hari nggak berlalu sedatar yang aku duga.

Waktu lagi nyanyi-nyanyi sendirian di kamar pas matahari sudah turun, ada yang ngetok pintu kamar. "Siapa?" Nggak ada jawaban. Hati langsung 'deg' gitu, keinget kejadian tamu tak diundang beberapa bulan lalu. Apa mungkin...
Pintu kubuka.
Nggak ada orang di baliknya.
Begitu noleh ke kiri, ada beberapa wajah lagi mandangin aku dengan senyum licik. Muka mereka bersinar kuning serem, terekspos cahaya berlebihan di beberapa area saking dekatnya muka mereka dengan lilin. Aku spontan teriak saking kagetnya, dan mereka teriak lebih kenceng "HAPPY BIRTHDAYYYYY!!!!" sambil buru-buru masuk ke kamarku yang pintunya masih kebuka lebar. Abis shocknya ilang, baru aku sadar itu temen-temen deket di kantor.


Iya, bawa kue juga. Kue kedua hari ini :') Dan mereka datang pas aku lagi lusuh bin kucel karena belum mandi..
Aku. Nggak. Nyangka. Sama. Sekali.
Rencana surprise-surprisean ini sama sekali nggak kecium sama aku. Tumben-tumbennya konspirasi licik mereka bisa dikemas serapi ini! (Biasanya mereka kan agak dodol... *emaap*)

Jadilah untuk kedua kalinya, aku make a wish dan tiup lilin :)) Dengan niatnya tutup mata, sementara dalam hati baca mantra, eh, birthday wish, trus tiup lilin.
FUUHH~!
Pas buka mata, pipiku dicolek-colek. Aku bingung. "Apaan sih?"
Dan sebelum aku sempat sadar rencana busuk yang sudah mereka siapkan.. sebungkus tepung ditumpahin langsung ke kepala. Iya, JEBLUK gitu! Seisi kamar langsung penuh kepulan serbuk putih yang dituang pas di depan kipas angin...

Liat tuh muka-muka girangnya. Cethan emang :)))

Gelo. Gendeng. Aaaaakkk!! :'))))))
Aku speechless. Mereka ngakak girang. Mau marah, ya piyeee.. Akhirnya? Ikut ngakak aja sambil lemparin mereka tepung yang udah kena lantai, bikin mereka lari kabur keluar kamar sambil ketawa heboh kaya orang gila. Akhirnya, abis ngucapin happy birthday (yang bahkan dilakukan tanpa salaman karena mereka pada ga mau, asemmm) mereka pulang. Tapi tetep, wefie dulu..


Dan selain tepung, mereka dengan baik hatinya meninggalkan kue (yang ternyata enak tapi nggak bisa dimakan banyak-banyak lalu bingung mau simpen dimana karena nggak ada kulkas).

Gitarnya bukan kado yee!

Jadi, ngana pikir ulang tahunku selesai dengan damai dan nganggur? Nggak!
Berakhirnya dengan nyapu dan ngepel.
Tapi seneng sih.
Seneng banget malah.

Terima kasih, anda-anda sekalian yang terlibat dan terpampang nyata wajahnya di post kali ini. Percayalah, aku sayang kalian semua. Semoga semua doa baik yang kalian panjatkan buat aku, juga berlaku buat kalian sendiri :*

No comments:

Post a Comment